Wednesday, July 16, 2008

romantis vs gombal

Penyakit orang tua baru: seenaknya berandai-andai tentang masa depan anak mereka yang bahkan usianya belom genap setaun.
Jadi, waktu itu saya dan suami lagi ngebahas jodoh buat Nadya kelak (masih jauh banget kaaaaaaaaaaaaaaaaaann???) trus sang suami bertitah, "Pokoknya jangan yang romantis."
Saya bantah, "Loh, romantis boleh. Yang nggak boleh tu kalo gombal."
Emang apa bedanya?
Aduuuuh..bedanya jauh banget. Saya kasi tau ya:
1. Lelaki gombal adalah mereka yang menelponmu dan bilang, "Sayangku, gunung kan kudaki, lautan kuseberangi, demi bertemu denganmu."
Lalu kamu yang bersemu malu akan berkata, "Kalo gitu, kamu sekarang ke sini dong, Mas."
Dan dijawab dengan, "Tapi sayang, di luar lagi ujan."
Lelaki romantis adalah mereka yang tadi pagi janji mo datang ke rumah kamu nanti malam dan tetep dateng padahal ujan deras, trus ketika kamu bilang, "Kan ujan. Nggak jadi dateng juga gpp kok.." dia menatapmu lurus-lurus dan berkata, "Udah janji, masa nggak jadi?"
2. Lelaki gombal adalah mereka yang mengklaim diri romantis, sedangkan lelaki romantis tidak merasa romantis.
3. Lelaki gombal memberimu hadiah dan menceritakan sejarah betapa sulitnya nyari hadiah itu keliling Jakarta, betapa berat perjuangannya menabung demi membelinya, dan betapa inginnya dia menghadiahkan benda itu ke kamu.
Lelaki romantis memberimu hadiah dan tidak mengatakan apa-apa tapi kamu tahu betapa berharganya benda itu.

Catatan penting:
Mo tau beda lelaki romantis dengan yang gombal? Ajak dia naek bus yang padet. Andai mendadak ujan deres dan dia berdiri di depan kamu untuk melindungi kamu dari terpaan tampias ujan, udah pasti dia romantis.

Kenapa selalu ujan? Ya karena itulah satu-satunya hal yang ditakuti lelaki gombal, hihihihi.. (berdasarkan pengamatan pribadi)

Dan omong-omong, saya menikahi lelaki romantis loh ^ ^

udah nonton?


Kalo biasanya saya telat nonton sebuah film murni disebabkan ketidakgaulan dalam dunia hiburan, film yang satu ini emang sengaja saya tunggu kluar DVD-nya.
Kenapa? Soalnya waktu dia rilis pas valentine 2008 itu, saya lagi hamil gede. Yah, kayanya malu aja ibu hamil nonton ke bioskop. Padahal suami saya udah mao ikutan malu (baca: nemenin nonton).
Alhasil begitu DVD-nya kluar awal Juli lalu, langsung beli dan langsung nonton.
Saya merekomendasikan film ini bagi mereka yang suka:
1. gambar yang bisa "bicara"
2. akting alami (bahkan Acha sekalipun :P)
3. dialog tanpa narasi kelewat panjang seakan penonton adalah makhluk terbodoh sedunia
4. kejutan-kejutan kecil yang bikin kita berkomentar, "oh, jadi itu tadi.." atau "ya ampun, ternyata dia.."
5. pengenalan tokoh yang nggak bertele-tele

6. adegan nggak sia-sia ataupun maksa
7. mengharukan tapi nggak cengeng

Nggak percaya? Buruan beli DVD-nya. Yang original yah, murah kok ^ ^