Wednesday, May 30, 2007

Tips Berbahaya :p

Kamu orang yang hidup teratur.
Biasa bangun pagi, langsung mandi tak lupa gosok gigi, sarapan sepotong roti, lalu pergi.
Kemudian, terjadilah pagi itu.
Weker tak bunyi, gagal bangun pagi, mandi seadanya lupa gosok gigi, tak sempat sarapan lagi, langsung pergi.
Terganggunya rutinitas hidupmu tidak berhenti di situ.
Angkot yang biasanya lewat setiap satu menit sekali, tak kunjung tiba padahal telah sepuluh menit kamu menanti.
Terpaksa naik ojek.
Bus yang biasa kamu tumpangi, kali itu jalannya lambat sekali.
Memutuskan turun dan naik taksi.
Percuma, jalanan sudah telanjur macet.
Terlambat sampai di tujuan, siapa yang bisa kamu salahkan?
Setelah itu perut keroncongan, terpaksa makan di kantin.
Jatah uang untuk makan siang tak lagi utuh karena sudah dipakai untuk beli sarapan.
Mendapati bahwa kaus kaki kirimu berbeda warna dengan yang sebelah kanan.
Mendapati bahwa telepon genggammu ketinggalan.
Mendapati bahwa kancing kemejamu masuk pada lubang yang salah.
Biasanya,
dalam situasi seperti ini, ada dua hal yang kamu lakukan.
1. Kamu akan memaki sepanjang jalan, baik terang-terangan maupun gelap-gelapan (baca: dalam hati saja).
2. Kamu akan menyalahkan segalanya, semuanya, kecuali dirimu sendiri
-->> wekernya nggak bunyi sih! Lagian angkotnya nggak lewat-lewat! Busnya lelet banget! <<--
dan di akhir cerita kamu akan membuat pepatah baru: telat pangkal boros.


Merasa familiar dengan cerita di atas?
Atau malah pernah mengalaminya?
Saya punya alternatif ketiga untuk mengatasi hal ini (sebetulnya ini alternatif yang sedang saya coba pada diri sendiri, jadi saya nggak bertanggung jawab kalo ada efek sampingnya bagi kalian :p)
3. Ubah cara pandang.
Oke, hari ini kamu terlambat bangun.
Oke, hari ini semuanya berjalan tidak seperti yang kamu harapkan.
Dan siapa yang punya kuasa untuk tidak membuatmu bangun tepat waktu pagi itu?
Dia yang menguasai jiwamu dalam genggaman-Nya.
Bagi Dia, pagi itu kamu harus terlambat.
Jadi tetaplah menggosok gigi, sarapanlah walau hanya segigit, tak perlu naik ojek apalagi taksi.
Buat apa?
Toh Tuhan sudah menakdirkanmu untuk terlambat pagi itu.
Supaya nanti malam kamu tak lupa mengecek wekermu sekali lagi sebelum tidur.
Supaya kamu tak lupa mempersiapkan kaus kakimu.
Supaya kamu tak lupa memasukkan telepon genggammu ke dalam tas.
Supaya kamu bisa sarapan dengan tenang, sehingga memiliki cukup waktu untuk mengancingkan kemeja secara tepat.
Oke, hari ini semuanya kacau.
Tapi kalau kekacauan itu diberikan-Nya supaya hari-harimu ke depan jadi lebih baik, kenapa tidak? :)
Maka nikmatilah menit yang berlalu ketika kamu menunggu angkot.
Maka nikmatilah jalanan yang macet itu.
Catatan: posting ini sama sekali nggak berlaku untuk Tuminah (bukan nama sebenarnya) yang mengisi hari-harinya dengan terlambat.

Tuesday, May 15, 2007

Mari Mengobrol

Nah.
Ini yang selalu jadi pikiran saya.
Apakah di jidat ini ada tulisan, "Ajaklah saya bicara"?
Setiap kali naek bis, ada aja yang ngajak ngobrol.
Udah gitu, dengan begonya, selalu saya sambut dengan hangat.
Soalnya:
Pertama, saya diajarin Mama untuk selalu membalas senyuman dengan senyuman, sapaan dengan sapaan, dan menjawab pertanyaan yang diajukan secara baek-baek dengan baek-baek pula (tapi yang terakhir ini kadang lupa dijalankan :D).
Kedua, karena saya punya pemikiran --->> saya orang baik - saya naek bis - maka setiap orang yang naik bis adalah orang baik (dalam bahasa Indonesia, pengambilan kesimpulan seperti ini adalah silogisme yang sangaaaaaaaaaaaaatt.. nggak logis. Tapi gimana dong, saya ini punya otak yang senang berpikir dengan sederhana :p)
Awalnya juga macem-macem, dari yang standar sampe yang norak:
"Maaf Mbak, sekarang jam berapa ya?"
"Pulangnya ke mana, Mbak?"
"Pulang kuliah, Mbak?" -->> ini masih saya alami kemaren, pulang ngajar, pake seragam biru donker guru, dan masih ada yang nanya begitu basinya? Ck ck ck..
"Ujannya deres, ya."
"Loh, di sini ada lapangan toh? Kok saya baru liat ya. Lapangan apa ya, Mbak tau?"
"Wah, filmnya seru ni. Saya udah nonton. Mbak udah nonton?" -->> waktu di bis ada promosi DVD lima ribuan

Tadinya saya nganggep ngobrol di bis bukan masalah, toh kalopun ditanya nama or nomer telepon saya selalu boong :p
Tapi karena lama-lama banyakan mudharatnya daripada makrifatnya, saya jadi nanya-nanya adek-adek saya yang emang lebih berpengalaman dalam bidang kehidupan sosial (hihihi..)
Saran pertama:
Baca buku.
Hasil:
Nggak ngaruh.
"Mbak suka baca Pram? Saya juga. Tapi yang ini kurang bagus, saya sih lebih suka yang.. bla3x dst."
Mungkin ganti genre.
Sia-sia.
"Masih baca komik juga ya? Hehehe..kaya ponakan saya aja.. bla3x dst."
Saran kedua:
Tidur sepanjang perjalanan.
Masalahnya, saya selalu terbangun dalam keadaan menyandarkan kepala di bahu orang sebelah!!
Jadi saran ini dilewatkan saja..
Saran ketiga:
Nggak pake jam.
Sedang dicoba.
Lumayan berhasil, tapi susah juga kalo lagi buru-buru, hehe..
Saran keempat:
Jawab seperlunya dan jangan balik nanya.
Iya sih, dengan harapan dia capek sendiri nanya-nanya, soalnya ada juga orang yang tetep kekeuh ngajak ngobrol padahal udah diketusin sedemikian rupa.
Jadi, gimana ni, punya saran kelima, keenam, ketujuh, dst? :D

Monday, May 7, 2007

Andra and The Backbone - Sempurna

Kau begitu sempurna
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan slalu memujamu
Di setiap langkahku
Kukan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa

**
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna.. Sempurna..

Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
*Kata Andra sih, lagu ini diciptain buat gw :p*