Saturday, June 14, 2008

Wahai Manusia, Berkehendaklah



Konon kabarnya, manusia boleh berkehendak sesukanya tapi Tuhan yang menentukan gimana jadinya.

Payahnya, saya lupa banget nasihat ini waktu orang-orang nanya, "Rencananya nglahirin normal apa cesar, Del?"

Apakah saya menjawabnya dengan kalimat penuh nada rendah hati seperti, "insya Alloh normal" atau, "Rencananya sih normal, doain ya"?

Oho, tidak, sodara-sodara! Sebaliknya, dengan pongah saya jawab, "Normal dong."

Soalnya, smua berjalan dengan baik. Periksa bulanan rutin. Senam hamil. Jaga berat badan dan tekanan darah.
Sampe minggu ke-38 smua baik-baik aja. USG terakhir sih menunjukkan kalo si jelita dalam kandungan saya ini lehernya terlilit tali pusat, tapi dokter aja bilang nggak apa-apa, ya saya tenang-tenang aja. Tiga hari setelah kontrol, mulai keluar flek tapi tanpa kontraksi, jadi saya pikir nggak masalah.

Trus makin siang kok darahnya tambah banyak ya? Tetep tanpa kontraksi. Saya telpon kakak saya. Dia bilang buruan ke rumkit, soalnya kluar darah pada masa kehamilan bukan sesuatu yang bisa dianggep enteng. Jadi saya berangkat ke rumah sakit dengan dianter adik saya.

Itu juga masih yakin sgalanya akan baik-baik saja, soalnya nggak ada kontraksi gitu loh.

Masuk kamar periksa, dicek bukaan sama suster. Katanya blom ada pembukaan, tapi ngliat jumlah darah yang kluar, si suster curiga. Saya disuruh CTG deh.

Sambil berbaring di tempat CTG juga saya masih berangan-angan mo makan burger di rumkit tempat saya biasa periksa itu. Maklum, udah masuk jam makan siang.

Eh, ngliat ekspresi suster, saya langsung tau kalo harapan itu sia-sia.

Begitulah.

Beberapa menit kemudian saya telpon suami untuk dateng ke rumkit soalnya saya disuru pesen kamar. Keputusan final: cesar secepatnya.

Jadi, tanggal 15 Mei 2008 pukul 13.10 WIB, lahir deh Nadya Izzati Rayhana Iwari dengan proses cesar berhubung umminya takabur.
Wahai manusia, silakan berkehendak sesukanya tapi jangan takabur yeee..